Bahaya Memaksakan Diri Bekerja di Akhir Pekan
Bahaya Memaksakan Diri Bekerja di Akhir Pekan

Bahaya Memaksakan Diri Bekerja di Akhir Pekan

Bekerja saat akhir pekan belakangan seperti menjadi hal biasa di masa pandemi. Hal ini dikarenakan banyak perusahaan mulai menerapkan kebijakan work from home alias WFH. Tanpa sadar, akhir pekan pun mau tidak mau digunakan untuk bekerja, apalagi untuk pekerjaan bersifat mendesak.

Namun, apakah bekerja di akhir pekan adalah hal yang baik bagi karyawan? Jika dibiasakan dan dibiarkan terus-menerus, akan ada beberapa dampak negatif yang justru akan muncul, Apa aja sih.. Yukk disimak..

 

Gampang Stres dan Sakit

Jangan berbangga diri ketika merasa amat sibuk di hari libur. Bekerja saat akhir pekan justru menjadi pemicu utama stres sebagian besar karyawan. Pikiran yang lelah memang kadang tidak disadari, tapi efeknya cukup berbahaya karena bisa menjadi frustrasi.

Selain menyerang kesehatan mental, berlebihan bekerja juga membuat karyawan lebih mudah sakit secara fisik. Beberapa “sakit” kecil mulai sering mampir, mulai dari flu, badan pegal, hingga sakit kepala. Alih-alih tumpukan pekerjaan selesai, yang ada justru badan dan pikiran tumbang gara-gara memaksakan diri bekerja.

 

Semakin Gila Kerja

Mencintai pekerjaan jelas sangat berbeda dengan workaholic. Karyawan yang terlalu Gila Kerja/workaholic biasanya tidak tahu batasan kapan harus beristirahat dari bekerja. Bahkan, karyawan tersebut seolah tidak punya kehidupan lain selain dunia kerja.

Memaksakan diri bekerja di akhir pekan hanya membuat sifat workaholic makin muncul. Ingat, tidak seharusnya berkarier memiliki porsi waktu hampir 24 jam dalam sehari. Manfaatkan saja waktu libur untuk istirahat atau mengembalikan energi sebelum kerja kembali.

 

Produktivitas Menjadi Menurun

Bukannya meningkatkan produktivitas, tapi justru dinilai sangat tidak produktif. Meski seseorang merasa sanggup bekerja ketika libur, tetap saja tubuh dan pikiran memberikan sinyal berbeda. Sering kali pekerjaan di akhir pekan tidak bisa dilakukan secara maksimal karena orang tersebut sudah kelelahan.

Selain itu, distraksi di waktu libur pasti lebih banyak. Entah itu godaan bersantai, menonton, hingga banyaknya kegiatan orang rumah. Jadi, sangat tidak disarankan mengisi hari libur dengan bekerja.

 

Kehilangan “Me Time”

Dampak paling nyata tentu saja hilangnya waktu bersantai bagi karyawan. Lima hari penuh diisi dengan sibuk bekerja. Bukankah sebaiknya meluangkan dua hari penuh untuk menyenangkan diri sendiri?

Meski terdengar sederhana, kehilangan “me time” ternyata sangat berdampak besar pula pada kesehatan mental. Pikiran lelah tidak dapat rileks jika dipaksakan untuk bekerja terus. Bayangkan, apa jadinya jika hal ini menjadi pemicu stres atau frustrasi yang lebih besar?

Itulah bahaya memaksakan diri bekerja. Nah, informasi di atas pastinya bikin kamu berpikir ulang jika hendak bekerja saat akhir pekan bukan?  Yuk, tetap jaga kondisi kesehatan mental selama bekerja dengan bijak meluangkan waktu untuk istirahat!

Baca Juga: Cara Mengatasi Pekerjaan yang Kerap Terbengkalai

 

Rekomendasi
Artikel terkait